Review Penelitian
, Kamis, 14 Desember 2017 Desember 14, 2017
Pengaruh
Kepemimpinan Transformasional Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Kepuasan dan
Dimoderasi oleh Budaya
Abstak
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan adanya
pengaruh antar gaya kepemimpinan transformasional, kepuasan kerja, dan budaya
organisasi terhadap kinerja karyawan didalam institusi pendidikan di Indonesia.
Penelitian ini dilakukan berdasarkan riset terhadap survei yang dibeikan kepada
responden. Data utama didapatkan dari metode interview dan kuisioner baik
secara resmi yang bersifat administratif maupun tidak. Sampel pada penelitian
ini sebesar 320 yang dianalisis dengan metode dekskriptif, uji validitas, dan
reabilitas serta dianalisis menggunakan pemodelan Structural Equation. 
Latar
Belakang
Kita melihat bahwa era globalisasi, perusahaan
multinasional, dan organisasi monolitik ini sama-sama mirip dengan
negara-negara yang memiliki hak mereka sendiri. Transformasi manajemen dalam
objek penelitian, dimana gaya kepemimpinan pertukaran pada khususnya akan
berdampak pada perubahan dalam kepuasan kerja dan kinerja karyawan. Khususnya,
perubahan manajemen ini akan berdampak pada semua organisasi dan karyawan di
bawah kantor pusat institusi.
Tinjauan
Literatur 
Sumber
Daya Manusia
Sumber daya manusia adalah kemampuan manusiawi
manusia sendiri untuk mencapai kesejahteraan. Menurut Dessler (2003) peran
Human Resource Management (HRM) adalah mengatur dan menentukan program
kepegawaian yang mencakup hal-hal seperti: Pertama, menetapkan jumlah yang
berkualitas dan penempatan kerja sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Kedua,
dengan persyaratan perusahaan.
Kepemimpinan
Transformasional
            Setiap pemimpin memiliki gaya
kepemimpinan yang tepat di perusahaan akan membawa kontribusi positif dalam
manajemen. Pemimpin transformasional dapat berhasil menggeser organisasi status
quo perilaku yang sesuai pada setiap tahap transformasi proses. 
Budaya  Organisasi
            Robin
(2006) menyarankan bahwa budaya organisasi sering digambarkan dalam arti yang
dibagi, pola kepercayaan, symbol, ritual, dan mitos berkembang dari waktu ke
waktu dan berfungsi sebagai perekat yang memegang organisasi. Dalam pembentukan
dari budaya organisasi ada dua hal penting untuk catatan, yaitu unsur budaya
organisasi dan proses pembentukan budaya organisasi iu sendiri
Kepuasan
Kerja
Kepuasan kerja  didefinisikan oleh bagaimana perorangan merasa
positif atau negatif tergantung berbagai faktor atau dimensi dalam linkungan
organisasi  pekerjaan (Smith, Kendall,
dan Hulin, 2004). Ada dua faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu faktor
karyawan dan faktor job. Faktor yang ada di karyawan yaitu kecerdasan (IQ,
kemampuan khusus, umur, jenis kelamin, kondisi fisik, pendidikan, pengalamn bekerja,
kepribadian, emosi, pemikiran , persepsi, dan etika bekerja). Faktor pekerjaan,
yaitu  struktur organisasi, peringkat
(kelas), taktik, pengawasan mutu, keamanan finansial, peluang promosi,
interaksi sosial, dan hubungan kerja.
Kinerja Karyawan
Baron dan Greenberg (1990) menunjukan bahwa
kinerja individu juga mengacu pada kinerja pekerjaan, hasil kerja, dan kinerja
tugas. Ada empat unsur: hasil fungsi pekerjaan, faktor yang memperngaruhi
prestasi kerja karyawan, tercapainya tujuan organisasi, dan waktu tertentu.
Hipotesis
Chi, Yeh, dan Yu (2014) menyatakan bahwa
kepemimpinan transformasi memiliki dampak positif yang signifikan terhadap
kepuasan kerja. Hipotesis yang dianjurkan adalah H1 : Kepemimpinan akan
meningkatkan kepuasan kerja karyawan. Dengan sosok yang kuat, motivasi dan
budaya dapat dibangun dari kinerja organisasi karyawan secara umum dan kinerja
khususnya. Hipotesis yang diajurkan adalah H2 : Kepemimpinan transformasional
akan meningkatkan kinerja karyawan. Karyawan yang telah puas dengan pekerjaan,
lingkungan kerja, dan kompensasi akan memiliki motivasi kerja yang tinggi yang akan
mendorong karyawan untuk meningkatkan kinerja dalam bekerja. Hipotesis yang
diajukan adalah H3: Kepuasan kerja akan meningkatkan kinerja karyawan. Budaya
organisasi adalah kepribadian organisasi yang harus mampu mendukung dan
mempengaruhi kepuasan karyawan dan kinerja karyawan serta dampak yang lebih
besar pada perkembangan budaya belajar sebelumnya. Hipotesis yang diajukan adalah
H4:  Budaya organisasi akan meningkatkan
kinerja karyawan. 
Desain
penelitian
            Dalam penelitian ini, menggunakan Metode
Analisis Pemodelan Persamaan Struktural (SEM), dapat dilihat pengaruh dan
hubungan antara variabel eksogen dan endogen terkait permasalahan yang diteliti
(Dasqupta, 2006). Jumlah penduduk 2197, sampel dari 320 responden diambil
menurut indikator penelitian pengukuran yaitu jumlah sampel yang dikalikan
dengan indikator angka 5-10 kali (Ferdinand, 2006).
Hasil Penelitian
            Tahap pertama dalam penelitian ini,
peneliti melakukan analisis validitas dan reabilitas dengan cara menyebarkan kuisioner
kepada 30 responden dalam objek penelitian yang memenuhi kriteria untuk
digunakan sebagai responden dalam penelitian ini. Analisis ini untuk mengetahui
apakah pengguna melakukan pengisian, menyusun pertanyaan dan bagian penting
lainnya dari kuesioner dapat dipahami dan memang secara akurat mewakili setiap
variabel yang diuji. Analisis validitas dan reabilitas menemukan 20 indikator
tidak valid atau dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut dan sisanya
adalah reliabilitas. Penelitian ini menggunakan pemodelan persamaan struktural
(SEM) dimana data responden dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak
analisis. Dari hasil analisis, kelompok satu ke kelompok tujuh beberapa tes
menunjukkan kompatibilitas yang cukup. Mereka adalah Chi Square, RMSEA, ECVI,
AIC dan CAIC, dan Fit Index. Ada hasil yang kurang sesuai dan sesuai marjinal
di antara hasil untuk GFI, AGFI dan Critical N. Dari hasil di atas, kita dapat
menyimpulkan kecocokan di seluruh model (goodness of fit) dalam model ini layak
dilakukan. 
Implikasi
Manajerial
            Berdasarkan hasil analisis dapat
dijadikan garis besar untuk beberapa implikasi manajerial, mereka telah
terbukti bahwa dalam penelitian ini ada pengaruh kepemimpinan transformasional
kerja dan kinerja karyawan serta budaya organisasi pada objek penelitian. 
Kesimpulan
            Dari hasil analisa, Analisa H1 dengan
t-nilai 12.27, menunjukkan bahwa pemimpin yang baik akan memiliki pengaruh
positif pada kepuasan kerja dan memiliki kontrol dalam aktivitas bisnis secara
umum. Analisis H2 dengan t-nilai 6.14, menunjukkan
bahwa kepemimpinan transformasional memiliki signifikansi positif terhadap
kinerja karyawan. Analisis H3 dengan t-nilai 3.62, menunjukan
bahwa kepuasan kerja dapat menjadi perantara hubungan antara  kepemimpinan transformasional dengan kinerja
karyawan. Analisis H4 dengan t-nilai 
5.83, yang menyatakan bahwa budaya organisasi merupakan hasil interaksi
antara sifat kebasaan yang memperngaruhi kelompok orang dalam organisasi. Secara
ringkas dapat disimpulkan bahwa: kepemimpinan transformasional berpengaruh
positif signifikan terhadap kepuasan kerja dan kinerja karyawan, kepuasan kerja
memiliki efek mediasi positif antar hubungan dan kinerja karyawan. Keterbatasan
dalam penelitian ini hanya berfokus pada pengambilan sampel dalam satu pondasi
pendidikan dan belum mampu mewakili semua. Sarannya adalah studi selanjutnya
harus mengembangkan cakupan penelitian yang lebih luas dibeberapa dasar
pendidikan serupa sehingga bisa mewakili temuan yang lebih luas secara
nasional.
Reference:
Pratama, G. Effect of Transformational Leadership Towards Employee's Performance Through Satisfaction and Moderated by Culture. Jurnal Ekonomi Universitas Esa Unggul, 7(2).
 
 
 
Posting Komentar